Wednesday, November 19, 2014

BAPAK BAGINDA MUCHTAR@ BBM: Aku dihidupkan dan menghidupkan - page 144

Aku dihidupkan dan menghidupkan. Dihidupkan dengan minyak kayu yang berkat (zaitun) yang tiada tumbuh di Timur dan tiada pula di Barat dan mendatangkan aliran yang hidup, mengaliri dan menghidupkan seluruh anggota batang
tubuh ku.


Temuilah aliran hidup tersebut dan pelajarilah akan isinya. Pelajari dia sejak dari luar sampai ke dalam. Ibarat satu sungai, kalau sudah ditemui muaranya, janganlah terus diharungi lautan lepas dengannya, melainkan sungai itu lebih dahulu sampai ke hulunya supaya dapat tahu lekuk-likunya, lubuknya dan lain sebagainya. Dan dari hulunya benar turutilah alirannya sambil mempelajarinya sampai ke muara, dan untuk menambah jalannya atau pelancarannya ilmu pengetahuan, dilakukan hendaknya dengan berulang-ulang sampai kita dapat mengerti keadaannya yang sebenarnya.


Badankah yang mengasihi diri atau dirikah yang mengasihi badan? Badan tidak akan berdiri kalau tidak ada aku dan diri pun tak akan ada kalau aku tidak ada. 


Maka adalah badan dan diriku bergantung kepada aku keduanya. Padaku keduanya satu, akan tetapi untuk dapat mengenal satu sama lain, orang harus mengadakan "pemisahan". Pemisahan bukan pemecahan. Pemecahan dalam soal badan dan diri akan membawa akibat, kecuali pemisahan. Untuk itu, orang harus dapat memisahkan badan dan diri dan "aku" yang banyak mengandung rahsia itu. 


Setelah orang dapat mengenal badannya, maka sesudah itu dia harus dapat pula hendaknya mengenal dirinya sendiri. Mengenal badan tidaklah sesulit mengenal diri, sebab badan nyata dan diri tidak nyata.




Bagaimana hubungan badan dan diri? 
Kalau mahu, orang pasti dapat mengenal badan dan isinya. Untuk ini telah banyak yang ahli, specialist yang mengetahui benar selok-beloknya batang tubuh kita dengan isinya iaitu para doktor. Bagaimana kita dapat mengenal diri yang terkandung dalam badan, apalagi keadaannya tidak nyata? Bagi orang yang telah dapat mengenal dan menemui dirinya, dia akan mengatakan adalah badan dan diriku itu seumpama rumah dan isinya yang kelihatan dari luar, pintunya tertutup. Dan "aku" ada di dalamnya, yang bagiku sendiri pintu untuk keluar rumah pun tertutup. 


Kalau orang mahu mencari aku tentu dia akan mendatangiku ke rumah ku dan kalau mahu menemui aku tentu orang akan memasuki rumahku. Rumahku mungkin mudah orang dapat mengenalnya, akan tetapi sanggupkah orang memasukinya dari luar melalui pintu yang tertutup itu dengan paksa? Kalau ini kejadian tentu itu orang namanya orang jahat.



Aku yang duduk di tempatku di dalam rumahku, kalau mahu
dapatkah aku berjalan keluar dari rumahku? Untuk aku keluar pintu pun tertutup. Kebebasanku bergerak hanya dalam rumahku sahaja, tidak dapat keluar. Aku tak tahu siapa yang mengunci pintu rumahku itu dan sama siapa terpegang anak kuncinya.


Orang harus mengenal aku dan aku harus mengenal orang. Perkenalan satu sama lain yang akrab menyebabkan rapatnya hubungan antara keduanya. Satu sama lain butuh membutuhkan. Aku membutuhinya dan dia pun sangat membutuhiku.


Orang yang menuju kepadaku tentu dengan jalannya dan aku
pun ada pula jalan sendiri. Jalan yang berlainan yang menyebabkan satu sama lain susah untuk bergaul, kenal-mengenal, apalagi untuk mendapati yang sebenarnya walaupun sama-sama mempunyai keinginan atau kemahuan baik. 


Jalan menuju rumahku adalah jalan orang banyak. Akan tetapi untuk dapat menemui Aku hendaklah dipakai jalanku sendiri. Kalau tidak, aku tak akan bersua. Pertentangan akan mendatangkan pertengkaran, persesuaian akan menghasilkan yang diinginkan. Jalanku jalan berisi; berisikan nikmat lagi berpetunjuk. Aku mengisi dan mengaliri seluruh batang tubuhku di dalam. Perjalananku mengisi dan mengaliri itu menimbulkan apa yang ada pada badanku ada pula di diriku. Dan hubungan antara yang satu dengan yang lain adalah laksana kabel elektrik dengan aliran stroom yang ada di dalamnya.


Aku harus mengenal diriku untuk kebaikan badanku kerana di dirikulah letaknya segala sesuatunya. Kalau ada orang memasuki rumahku dengan tujuan tidak baik, maka aku akan kemukakan diriku untuk bertahan. Kalau perlu menyerang. Untuk dapat menyerang, Aku, melalui diriku harus dapat menembusi alamku sendiri supaya aku dapat langsung berhadapan dengan orang atau musuhku. Dari itu kenalilah dirimu lebih mendalam.


Peristiwa diri adalah peristiwa jiwa, peristiwa rohani, peristiwa kebatinan, peristiwa ghaib. 


Diri timbulnya setelah adanya roh di dalam badan. Perkembangan diri di dalam meliputi seluruh batang tubuh. Aliran diri bukan aliran badan, sedangkan aliran badan sejalan dengan aliran diri. 


Diri yang berkembang di dalam dengan mengaliri seluruh apa yang ada di badan merupakan gambaran dari badan kita di dalam, dengan pengertian apa yang ada di badan kita ada pula di diri kita. Kalau badan dengan isinya dinamakan jasmani, maka diri dengan perkembangannya tadi dinamakan rohani.


Kalau jalan diri telah ditemui, turutilah jalan itu sambil mempelajari keadaannya yang sebenarnya. Turutlah jalan itu tanpa ragu-ragu kerana apalah artinya kita lagi, kalau tak mempercayai diri sendiri. 


Pengertian yang meningkat tentang diri, mengenalnya sampai menemui "dia" yang sebenarnya dan pengertian yang mendalam tentang kesadarannya, membuka jalan bagi kita untuk dengan keyakinan yang teguh banyak kemungkinan-kemungkinan yang dapat kita lakukan untuk sesuatu.

.

No comments:

Post a Comment