Wednesday, November 19, 2014

BAPAK BAGINDA MUCHTAR @ BBM: Kisah Kerbau Dengan Pedati - page 41





KISAH KERBAU DENGAN PEDATI


Orang tua-tua kita dahulu, tatkala belum kenal akan mesin, memakai kerbau dan pedati sebagai alat perhubungan untuk membawa barang dagangannya dari satu kota ke satu kota, dari kalangan ke kalangan (hari pekan), dari dusun ke kota atau dari dusun ke pelabuhan. 
KISAH KERBAU DENGAN PEDATI  KISAH KERBAU DENGAN PEDATI


    Perjalanan itu kadang-kadang memakan waktu berhari-hari melalui jalan yang berliku-liku, menurun dan mendaki dan berjalan siang malam. Pedati yang ditarik kerbau itu sarat bermuat barang dagangan. Berisikan hasil bumi untuk diperjual belikan atau ditukarkan.


      Pada suatu kali dalam perjalanan, kerbau yang menarik pedati itu setelah berkali-kali mendaki dan menurun, pada pendakian yang memanjat dengan ayun langkah yang guntai sambil air ludah berbuih di mulut, melihat ke kiri dan ke kanan, seolah-olah dia bertanya kepada pedati. Apa pertanyaan itu? Yang ditanyakan ialah, "Jauhkah lagi perhentian??????????" 

KISAH KERBAU DENGAN PEDATI  KISAH KERBAU DENGAN PEDATI
    Dan apa pula jawab pedati? Wahai kawan, engkau salah duga, salah anggapan kenapa pada ku engkau hadapkan pertanyaan itu? Ketahuilah oleh mu, bahawa adalah aku benda mati sungguhpun mempunyai kaki. Dan kaki ku tidak sebanyak kakimu. Kaki engkau empat dan kaki ku dua. Akan tetapi kalau tidak kerana engkau, aku tak berjalan dan tak bisa berjalan. Aku tak bisa jalan sendiri. Bukankah engkau yang menarik - makanya aku sampai ke mari?

KISAH KERBAU DENGAN PEDATI  KISAH KERBAU DENGAN PEDATI
     Engkau masih baik nasibmu, kerana nanti kalau sudah sampai di perhentian, aku engkau tinggalkan begitu sahaja. Dan engkau diberi makan minum, bahkan kadang-kadang dimandikan dan digosok. Persiapan-persiapan untuk makan mu sentiasa diadakan. 
KISAH KERBAU DENGAN PEDATI  KISAH KERBAU DENGAN PEDATI

     Aku sesampainya di perhentian ditinggalkan begitu saja. Aku mengandung beban, bawaan, akan tetapi dipikulkan pada pundakmu dan engkaulah yang menarik ku. Kalau engkau hendak bertanyakan juga tentang itu perhentian, tanyalah pada orang yang duduk dibelakangmu, mungkin dia tahu.”
KISAH KERBAU DENGAN PEDATI  KISAH KERBAU DENGAN PEDATI


    Sang kerbau mengangkat kepalanya untuk melihat orang yang duduk di belakangnya itu. Belum sempat dia melihat orangnya yang ditunjuk itu, tahu-tahu dia dengar suara yang berarti terus jalan. Dia hanya sempat waktu itu melihat api sebesar api rokok membayang di belakangnya. Dan dia berjalan terus menarik beban yang terpikul di pundaknya. Adapun api yang nampak sekilas oleh kerbau itu ialah api rokok tukang pedati yang waktu itu dalam malam gelap gulita merokok sambil duduk di tempatnya dan pakaiannya serba hitam sampai ke destarnya hitam. 


     Itulah dia tiga jenis; jalan bersama untuk satu arah dan tujuan, kerbau bergerak dengan kakinya empat, pedati dengan rodanya yang dua dan si tukang pedati berjalan dengan duduk di tempatnya. Ketiga-tiganya menuju ke tempat perhentian dan konon khabarnya di tempat perhentian itu mereka berpisah satu sama lain; si kerbau tinggal dikerbaunya, pedati tinggal tergelitak sebagai pedati dan si tukang pedati balik ke rumahnya.



     Dan begitulah pula kisah kerbau dan pedati itu dari dahulu sampai sekarang selagi dia masih dipakai sebagai alat pengangkutan. 


     Semoga menjadi buah renungan bagi kita bersama akan duduknya tiga jenis yang sejalan itu.



   Aku yang berdiri dengan sendirinya itu mempunyai alam sendiri pula. Alamnya ialah apa yang di sekelilingnya,  iaitu yang dinamakan Badan. Kita yang terdiri dari badan dan diri, keluar mempunyai alam pula iaitu alam bersama, alam Besar, alam semesta. 


    Jadi adalah kita manusia terkandung dalam alam yang besar. Dan pada kita sendiri terdapat pula beberapa alam; iaitu alam jasmani, alam Rohani dan alam diri.

    Diri Rohani dan jasmani keluarnya menjadikan manusia (lengkap) hidup. Dan berjalanlah manusia pada jalan kehidupan yang ada dengan tidak mempelajari jalannya kehidupan di dalam lebih dahulu. 

    Adalah ini suatu kekeliruan Besar dalam pandangan hidup kita yang sudah- sudah. Dan oleh kerana itulah pula makanya bermacam-macam caranya kita manusia membawakan jalannya kehidupan kita di luar dan coraknya hidup kita perdapat sangat bergantung pada jalannya pemikiran masing-masing, dengan tidak pula mengetahui selok-beloknya isi kepala kita yang banyak tali temalinya
(alat penghubung) antara yang satu dengan yang lain.


   Coraknya masyarakat sangat bergantung kepada jalannya alam pemikiran masyarakat itu dan hasilnya tidak semua orang dapat mengecap nikmat hidup yang dicita-citakan, bahkan kenyataan si kuat memakan yang lemah, si bodoh menjadi mangsa si pintar dan si tidak punya menjadi korban yang punya dan lain sebagainya. Kalau tidak diperalat tentu memperalat. Undang-undang tinggal di atas kertas. Yang tak bersalah menjadi bersalah. Manusia menghisap manusia, bangsa menghisap bangsa. 


   Corak hidup semacam ini sudah tua umurnya, sudah usang, sudah lapuk dan sudah patut ditinggalkan dengan menimbulkan cara berfikir baru dengan melahirkan alat baru atau bahan baru, tenaga baru supaya tercipta Dunia baru. Kita harus melahirkan manusia baru

    Untuk memperbaharui keseluruhannya itu, kita harus pelajari jalannya alam pemikiran yang sudah-sudah alat dan bahannya yang dipergunakan, untuk jadi pengalaman supaya kesalahan yang sudah-sudah bisa diperdapat. Dan, kelemahan atau kekurangan harus dicari sampai dapat dan perubahan-perubahan kalau perlu harus diadakan.


  Alat-alat yang telah ada pada kita, selain tak dapat juga tak boleh membuangnya kesemuanya yang telah ada sangat berguna untuk kebaikan, keindahan dan keelokan badan diri kita. 

  Untuk memenuhi kebutuhan hidup kita harus berjuang dengan gigih dan tabah dan buat itu kita harus mempergunakan tenaga, iaitu tenaga lahir yang berasal dari zat-zat bahan makanan yang kita makan.

   Pada kita ada tenaga lahir dan ada pula tenaga batin. Tenaga lahir ialah tenaga yang berasal dari zat-zat bahan makanan yang kita makan, yang mana dari dalam meisi aliran dari jalannya kehidupan kita. Tenaga batin ialah tenaga yang tersembunyi, yang selama ini belum pernah kita ketahui dan kita kuasai apalagi mempergunakannya.


.

No comments:

Post a Comment