Wednesday, November 19, 2014

BAPAK BAGINDA MUCHTAR@ BBM: Siapa aku - page 124

" AKU "


Siapa    a  k  u  ?


Banyak sudah orang mencari aku dan tak banyak orang dapat menemui aku. Kenapa begitu? Apa sebabnya? Dan apa perlunya aku dicari?


Bermacam-macam sebab-musabab orang mencari aku dan bermacam-macam pula cara orang berjalan mencari aku.


Dikatakan jauh aku dekat, dikatakan dekat aku jauh. Di mana tempatku? Tempatku ialah padamu jua. Di mana? Carilah. Bagaimana cara mencarinya? 


Ketahuilah olehmu bahawa aku yang dicari, telah berada bersertamu, hanya engkau yang tidak mengetahui aku. 


Aku bukan engkau yang seperti engka juga. Engkau pun bukan seperti aku. Adalah engkau teman hidupku. Engkau adalah rumahku tempatku diam dan aku berada di dalamnya. 


Aku adalah pelita dalam rumahku sendiri. Aku si Terang menerangi si Gelap.


Kalau aku pergi, maka rumahku tak ada arti.  Artinya mati. Maka adalah aku hidup. 


Hidupku bagimu terbatas. Batasnya bukan aku yang menetapkan. Yang menentukan Nya Tuhan. Tuhan itu Allah. Allah Pengasih lagi Penyayang. Dia memerintah seluruh alam.



"Dimasukkannya malam kepada siang dan siang kepada malam, didatangkannya yang hidup dari yang mati, dan yang mati dari yang hidup. Diberinya rezeki bagi orang yang dikehendakinya  dengan tak terhitung banyaknya."
(Al-Quran Surat Ali Imran, Ayat 27)


Apa artinya itu bagimu dan apa pula bagiku? Bagiku adalah artinya itu untukmu. Supaya kamu dalami dan halusi hikmah yang terkandung dalam firman Tuhan itu. 


Firman Tuhan itu teruntuk bukan untuk orang tertentu, melainkan untuk semua orang, semua manusia. Rezeki yang tak terhitung banyaknya akan diberikannya kepada yang dikehendakinya. Yang di Kehendaki Nya ialah orang yang tahu padanya, yang mengerti padanya, yang tahu rahsianya, yang pandai membawakannya, Yang dikasihinya.



Aku adalah ibarat burung dalam sangkar. Dari tempatku aku hanya dapat melihat, dapat mengetahui apa yang akan mendatang, dan tak dapat berbuat apa-apa kerana mata lepas badan terkurung. Apa dayaku? Aku tak kuasa. Kekuasaan ku hanya di dalam sahaja. Apa sebab? Sebab sangkar tak kenal akan burung. 


Bagaimana sangkar akan mengenal burung sedangkan dia barang mati. Mungkinkah yang mati dapat mengenal yang hidup? Tidak mungkin. Akan tetapi, yang hidup dapat mengenal yang mati. Ini tak dapat dimungkiri. 


Akan tetapi aku bukan burung. Lebih dari itu. Burung berupa dan bertampan, aku tidak. Tetapi aku ada. Ada dalam sebutan, tak ada pada kenyataan. Aku datang dan aku akan pergi. Aku datang bersamaan dengan kedatanganmu dan aku akan pergi, kembali ke-tempat-ku. Ke mana? Ke S A N A. ke Hadirat Tuhanku,


Dan di saat itu engkau akan ku tinggalkan. Dan berpisahlah aku dengan engkau. Aku kembali ke asal dan engkau dikembalikan pula ke asal mu, yaitu ke tanah.


Aku terkandung di dalam mu dan engkaulah yang mengandung aku. Engkau dikandung sebelum dilahirkan, maka setelah lahir engkau pula yang mengandung.


Yang mengandungmu ibu dan yang kau kandung adalah "aku". Sewaktu engkau dalam kandungan, tempatmu ialah di rahim ibu. Rahim ertinya sayang. Dari tempat kesayanganlah keluarmu. Dari itu makanya tidak ada seorang ibu yang tak sayang pada anaknya.


Dan aku di mana letaknya pada mu? Letaknya ialah di tempatnya. Di mana tempatnya?Tempatnya ialah padamu. Di rahim mu? Tidak, kerana kalau di rahim mu tempatku, tentu satu saat engkau akan melahirkan pula seperti engkau melahirkan macam ibu. Mustahil, tak bisa jadi dan tidak akan terjadi itu. 


Jadi tempatku adalah padamu. Aku ada tetapi tidak ada. Ada dalam nama, tak ada dalam benda. Dari itu carilah aku padamu. 


Aku nyawamu, pergantunganmu, tetapi tak bertali. Engkau badanku tetapi tak tergantung. Aku tergantung, tetapi tak bertali. Maka adalah yang tergantung tiada bertali dan yang bertali tiada tergantung, aku juga. Tempatnya juga di dalam. 


Aku yang tergantung tiada bertali dengan "dia" yang bertali tiada tergantung, menjadi aku juga yang berdiri dengan sendirinya. 



Di luar dari badan diriku adalah engkau yang mengandung air, api - angin dan tanah.


Aku yang tidak nyata dengannya yang nyata, menjadikan saya bernyawa berbatang tubuh. 


Yang tak nyata padaku sangat berguna bagi kenyataanmu. Bila satu sama lain berpisah atau dipisahkan, maka tak adalah artinya dunia ini bagiku lagi. Dia mebutuhkan aku, bahkan aku sangat penting artinya baginya.


Setelah aku berada besertanya, bagaimana aku? Mungkinkah aku membutuhkannya pula? Apa artinya kehadiran nya bagi ku? Dan apa pula artinya kehadiran ku baginya?



Dia yang di luar selama ini harus bekerja dengan keras membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup, tanpa menghiraukan dirinya sendiri. 


Aku yang di dalam, semenjak dapat mengenalnya merana dan menderita melihat cara dia bekerja yang harus membanting tulang untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.



Aku bersertanya berasa bahagia, kerana dia teman hidupku. Dan dia berserta aku menjadi hidup, kerana aku memberi kehidupan baginya. 


Aku dapat merasakan keinginan-keinginannya dan citacitanya yang tinggi. Aku kasihan padanya, kesanggupannya untuk, kesanggupannya untuk mencapai maksudnya itu tidak ada. Aku dapat menolongnya, akan tetapi "dia" belum mengenal aku yang sebenarnya.



Aku di dalam dunia ini sangat membutuhkannya kerana dengan Nya, aku dapat melihat dunia yang indah lagi molek ini. Dengannya aku akan dapat mengecap nikmat hidup, Kebahagiaan, dan terus terang aku katakan, padanyalah terletak duniaku. Sayang dia belum kenal betul padaku, sedangkan kehidupan ku dengannya terbatas. 



Kehadirannya padaku dan kehadiranku padanya mendatangkan kehidupan baru bagi kami berdua. Alam luas, dunia luas terbentang di hadapan kami, seolah-olah berkata selamat datang kepada kami dengan memperlihatkan segala keindahannya, isinya yang menarik, rumputnya yang menghijau, sawahnya yang menguning dan lain sebagainya. Mungkinkah bayangan harapan itu dapat membahagiakan badan diri kami? Dia telah berpengalaman, pengalaman yang penuh dengan penderitaan dan pengorbanan oleh kerana terlampau percaya kepada yang ada, kepada yang lahir atau kenyataan.


Aku lebih berpengalaman dari dia lagi, aku telah ada sebelum dia diadakan. Pengalamannya bagiku belum seberapa, walaupun katanya sudah pahit betul. Kataku apa yang dialaminya itu belum seberapa. Aku sudah pernah dimatikan, bahkan sudah dua kali, belum termasuk rencana orang yang tak senang padaku hendak mematikan aku secara halus. Dan tingkatan pengalamannya baru sampai dihampir mati dan tidak jadi mati.


Kataku bagaimana dia akan mati, sedangkan aku berada bersertanya. Semenjak aku dapat mengenalnya, maka langsung aku bawa dia berjalan pada jalanku. Aku tunjukkan dia jalan, aku beritahu dan datangkan padanya rasa, sehingga dia yang semula tidak merasa apa-apa, setelah menerima dan mendapat rasa dariku, dapat pula merasakan, apa yang telah kurasakan.


.

No comments:

Post a Comment