Wednesday, November 19, 2014

BAPAK BAGINDA MUCHTAR@ BBM: Tariqat Mengenal Diri - page 151

TAREKAT MENGENAL DIRI

Laporan-laporan dari anak-anakku yang berkecimpung di golongan kehidupan dan pertanyaan-pertanyaan orang yang dihadapkannya pada anak-anakku itu, menjadikan pertanyaan pula pada diriku sendiri, iaitu, “Tarekat apa yang aku pakai?” 


Pertanyaan seperti yang ku sebutkan di atas timbul dari orang-orang setelah dapat mengetahui dan melihat pembawaan dari anak-anakku di waktu mencuba menolong orang-orang yang lagi menderita atau mendapat kesulitan dan kesusahan terutama di bidang pengubatan, yang bagiku jadikan amalanku. 


Dan menjadikan buah pemikiran pula bagiku, kenapa orang mendatangkan pertanyaan semacam itu pada anak-anakku, yang berarti juga pertanyaan itu langsung dihadapkan kepadaku sendiri. 


Aku belajar memahami arti kata Tarekat, aku baca buku-buku mengenai Tarekat. Aku berkenalan dengan Tarekat Naqsyabandiah, Kadiriah, Syatariah dan lain-lainnya. Menarik pelajaran dari bermacam-macam tarekat yang telah kuketahui itu, maka hasil dari renunganku, aku mengambil kesimpulan bahawa adalah apa yang telah ku jadikan amalanku itu ialah hasil dari perjalanan ilmu pengetahuan yang telah aku perdapat dan punyai dan yang telah menjadi amalan bagiku sendiri. 


Kalau dikatakan aku masuk Tarekat seperti orang lain menjalankan Tarekat iaitu apa yang dinamakan suluk, walaupun Tarekat namanya aku belum pernah memasukinya. Tetapi terus terang aku katakan, adalah apa yang ada padaku sekarang, yang dinamakan Ilmu Pengetahuanku, bagiku ialah mendatang sendiri dengan tidak ada petunjuk-petunjuk yang nyata walau dari siapa sekalipun. 


Ketabahan menerima cubaan-cubaan hidup, renungan-renungan pemikiran, pengalaman-pengalaman dan waktu yang bertahun-tahun yang telah kupergunakan untuk membawakan dan mempelajari apa yang mendatang padaku itu, yang kujadikan ilmuku. 


Dan sudah tentu pula tak luput dari pengorbanan-pengorbanan yang telah ku berikan dan yang paling banyak ialah korban perasaan. Aku pelajari apa yang telah ada padaku. Aku mengadakan pemecahan secara ilmiah. Pemecahan menghasilkan pemisahan antara yang satu dengan yang lain, antara badan dan diri dan antara diri dan aku. 


Rupanya dengan tak kusadari, saya telah bertarekat sendiri, iaitu perjalanan memecahkan sesuatu keadaan, apa yang ada padaku, sampai menghasilkan pemisahan dan sampai mendapat suatu pegangan yang ku anggap baik. 


Dan dalam renunganku untuk dapat menjawab pertanyaan di atas, maka aku dapat mengatakan, bahawa adalah tarekat ku aku namakan; "Tarekat untuk mengenal diri sendiri"


Bagaimana perjalananku untuk dapat mengenal diri itu? Dengan merenungkan kembali perjalanan yang sudah-sudah, maka dapatlah aku mengetahui bahawa dalam perjalananku yang sudah-sudah, aku telah dapat menemui dan mengenali diriku sendiri, bahkan saya telah dapat menemui dan mengenal "Aku"ku yang sebenarnya. Aku telah dapat mengenal diriku dan telah dapat pula tahu yang mana yang aku dan siapa aku yang sebenarnya. 


Kalau yang sudah-sudah anak-anakku menerima aliran dariku, maka pada masa yang akan datang anak-anakku akan kubawa berjalan untuk mengenal diri sendiri. 


Pada mulanya, orang luar yang ku namakan sekarang anak-anak ku tertarik padaku akan keganjilan dan keanehan ilmu pengetahuanku, dengan keinginan hendak berkepandaian sepertiku pula. Semenjak itu mereka mula berkenalan dengan aku dan menerima aliran ku yang baginya anak-anakku menjadi kepandaian. 


Dan cara ini telah berjalan bertahun-tahun lamanya. Tidak semuanya dari mereka yang menerima aliran ku itu sukses [berjaya] dalam membawakannya, kerana ketidak-pandainya menurutkan aliran yang mendatang padanya itu. 


Mereka menangkap aliran yang ku berikan dan cara mempraktikkan kepandaiannya itu dengan pengertian dan penafsiran sendiri-sendiri dan kebanyakan kenyataannya salah memahaminya. 


Dan tak kurang pula dari mereka-mereka itu yang memutuskan hubungan dengan saya sendiri, yang berarti mundur teratur. Dia sendiri mempersulit jalan yang ku berikan padanya. Mereka dalam hayalan terlampau banyak hendak menarik keuntungan dari pengetahuan ku itu. Mereka bergerak dengan hawa nafsu sedangkan yang aku berikan padanya itu "tidak dengan hawa nafsu". Keinginannya yang bersertakan hawa nafsu sendiri lebih besar dari kemampuan dirinya sendiri. 


Dan merekaiaitu anak anak ku yang dapat menarik faedah dari pengetahuan (aliran) yang ku berikan padanya yang dapat membawakannya dengan alirannya sendiri, bagi mereka itu namanya belum lagi ilmu, melainkan kepandaian, iaitu buah dari ilmuku. 


Sekarang timbul soal dari mana datangnya daya tenaga yang ku berikan pada mereka mereka itu? Sebagai jawapannya ialah, apa yang ku berikan pada mereka itu ialah buah dari ilmu pengetahuanku yang berasal dari diriku sendiri dan diterima oleh diri mereka pula yang jalannya menembus alamnya sendiri iaitu badan kasarnya dan dapat ditangkap dengan dayarasa. Titik yang ku berikan diterima oleh diri dan diri mereka memperkembangnya menurutkan saluran tertentu dan duduk di tempatnya, untuk sewaktu waktu bilamana perlu akan dipergunakan sebagaimana mestinya


Ilmu pengetahuanku terdiri dari pergerakan bukan dari perkataan. Dan bergerak di bidang pengetahuanku ini, berarti berjalan ialah tercapainya segala tujuan atau yang dituju.



.

1 comment: